Perangkat
jaringan adalah sebuh hardware yang terhubung ke suatu jaringan untuk
berkomunikasi data di dalam sebuah jaringan. Ada banyak sekali macam-macam
perangkat jaringan, yaitu :
1. Kabel Coaxial
A.
Penjelasan
Kabel Coaxial ditemukan oleh
Oliver Heaviside. Kabel ini terdiri atas dua kabel yang diselubungi oleh dua
tingkat isolasi. Tingkat pertama adalah yang paling dekat dengan kawat
konduktor tembaga. Tingkat pertama ini dilindungi oleh serabut konduktor yang
menutupi bagian atasnya yang melindungi dari pengaruh elektromagnetik.
Sedangkan bagian inti yang digunakan untuk transfer data adalah bagian tengah
yang selanjutnya ditutupi atau dilindungi
dengan plastic sebagai pelindung akhir untuk menghindari dari goresan Kabel
Coaxial memiliki 3 bagian utama, yakni pelindung luar, pelindung berupa anyaman
tembaga, dan isolator plastic.
Coaxial
banyak digunakan di jaringan local karena biaya pembangunan jaringannya yang
relative murah. Biasanya kabel ini digunakan pada topologi ring. Pada jaringan
local (LAN), kabel coaxial mempunyai beberapa keunggulan. Diantaranya dapat
dijalankan tanpa banyak membutuhkan bantuan repeater sebagai penguat untuk komunikasi
jarak jauh diantara node network, dibandingkan dengan kabel STP atau UTP.
Repeater juga dapat meregenerasi sinyal-sinyal dalam jaringan coaxial sehingga
instalasi network yang jauh dapat optimal. Kabel coaxial menggunakan konektor
BNC. Kabel Coaxial mmiliki kapasitas bandwith
10 Mbps dan kapasitas node adalah 30 node. Kabel Coaxial sering dipakai sebagai
jalur transmisi untuk frekuensi sinya radio.
Dikenal
dua macam kabel coaxial, yaitu :
1.
Thick coaxial
cable (Kabel Coaxial “gemuk”)
Kabel coaxial jenis ini dispesifikasikan
berdasarkan standar IEEE 802.3 10BASE5, dimana kabel ini mempunyai diameter
rata-rata 12 mm, dan biasanya diberi warna kuning. Kabel jenis ini biasa
disebut sebagai Standard Ethernet
atau Thick Ethernet, atau hanya
disingkat ThickNet, atau bahkan cumin
disebut Yellow Cable.
Kabel Coaxial jika digunakan dalam
jaringan mempunyai spesifikasi dan aturan sebagai berikut :
Ø Setiap ujung harus diterminasi dengan terminator 50
Ohm (dianjurkan menggunakan terminator yang sudah dirakit, buka menggunakan
satu buah resistor 50 Ohm 1 watt, sebab resistor mempunyai disipasi tegangan
yang lumayan lebar).
Ø Maksimum 3 segment dengan peralatan terhubung (attached devices) atau berupa populated segments.
Ø Setiap kartu jaringan mempunyai pemancar tambahan (external transceiver).
Ø Setiap segment maksimum berisi 100 perangkat
jaringan, termasuk repeaters.
Ø Maksimum panjang per segment adalah sekitar 500
meter.
Ø Maksimum jarak antar segment adalah sekitar 1500
meter.
Ø Setiap segment harus diberi ground.
Ø Jarak maksimum antara cabang dari kabel utama ke
perangkat (device) adalah sekita 5
meter.
Ø Jarak minimum antar cabang adalah sekitar 2,5 meter.
2.
Thin Coaxial
Cable (Kabel Coaxial “kurus”)
Jenis kabel Coaxial jenis ini banyak dipergunakan di
kalangan radio amatir, terutama untuk transceiver yang tidak memerlukan output
daya yang besar. Untuk digunakan digunakan sebagai perangkat jaringan, kabel
Coaxial jenis ini memenuhi standar IEEE 802.1 10BAS2, dimana rata-rata berkisar
5 mm dan biasanya berwarna hitam atau warna gelap lainnya. Setiap perangkat (device) dihubungkan dengan BNC
T-Connector. Kabel jenis ini juga dikenal sebagai Thin Ethernet atau ThicnNet.
Jenis kabel Coaxial ini jika
diimplementasikan dengan T-Connector dan Terminator dalam sebuah jaringan harus
mengikuti aturan sebagai berikut :
Ø Setiap ujung kabel diberi terminator 50 Ohm.
Ø Panjang maksimal kabel adalah 185 meter per segment.
Ø Setiap segment maksimum terkoneksi sebanyak 30
perangkat jaringan (devices).
Ø Kartu jaringan cukup menggunakan transceiver yang onboard, tidak perlu
tambahan transceiver, kecuali repeater.
Ø Maksimum ada 3 segment terhubung satu sama lain (Populated Segment).
Ø Setiap segment sebaiknya dilengkapi dengan satu
ground.
Ø Panjang minimum antar T-Connector adalah 0,5 meter.
Ø Maksimum panjang kabel dalam satu segment adalah 555
meter.
Ø Setiap segment maksimum mempunyai 30 perangkat
terkoneksi.
Karakteristik
kabel Coaxial adalah sebagai berikut :
Ø Kecepatan dan keluaran 10-100 Mbps.
Ø Biaya rata-rata per node murah.
Ø Media dan ukuran konektor : medium.
Ø Panjang kabel maksimum 200 m (disarankan 180 m )
untuk thin-coaxial dan 500m untuk thick-coaxial.
Jenis
Kabel Coaxial
Type
|
Hambatan
|
Digunakan
untuk
|
RG -8
|
50 Ohm
|
Thick Ethernet
|
RG-11
|
50 Ohm
|
Thick Ethernet
|
RG-58
|
50 Ohm
|
Thin Ethernet
|
RG-59
|
75 Ohm
|
Kabel TV
|
RG-62
|
93 Ohm
|
ARCnet
|
B.
Kelebihan Kabel Coaxial
Ø Jarak maksimum kabel lebih panjang dibandingkan UTP
dan STP.
Ø Lebih murah dibandingkan dengan Fiber Optik.
Ø Memiliki kemampuan menolak noise yang cukup baik.
C.
Kekurangan Kabel Coaxial
Ø Tebal, sehingga susah dalam instalasi dibandingkan
dengan Twister Pair.
Ø Jika kedua ujungnya tidak di ground (dilakukan
dengan memastikan adanya koneksi elektrik yang solid di kedua ujung) dengan
baik, maka akan mengakibatkan masalah dalam koneksi.
ü Twisted Pair
Kabel
Twisted Pair adalah jenis kabel yang
digunakan dalam jaringan yang mana di dalam kabel tersebut terdapat pasangan
kabel yang saling berlilitan sehingga biasa disebut dengan Twisted Pair.
2.
Kabel UTP (Unshield
Twisted Pair).
A.
Penjelasan
UTP
merupakan kabel jaringan yang paling banyak digunakan karena UTP mempunyai
tingkat noise yang kecil yang disebabkan 4 kabel yang dililitkan berpasangan
sehingga mengurangi gelombang elektromagnetik yang dapat mengganggu pengiriman
data. UTP dapat mempunyai transfer rate 10-100 Mbps tetapi mempunyai jarak yang
pendek yaitu maksimum 100 m. jika lebih dari 100 meter maka akan terjadi
pemelahan sinyal data sehingga data tersebut bisa rusak. Pada umumnya
menggunakan konektor RJ-45. Kabel UTP memiliki diameter eksternal 0,43 cm, ini
menjadikannya mudah saat instalasi. UTP juga mendukung arsitektur-arsitektur
jaringan pada umumnya sehingga menjadi sangat popular.
Terdapat 6 kategori kabel UTP :
1. Category
(CAT) 1
Digunakan untuk
telekomunikasi telepon dan tidak sesuai untuk transmisi data.
2. Category
(CAT) 2
Jenis UTP ini dapat
melakukan transmisi data sampai kecepatan 4 Mbps.
3. Category
(CAT) 3
Digunakan untuk
mengakomodasikan transmisi dengan kecepatan sampai dengan 10 Mbps.
4. Category
(CAT) 4
Digunakan
untuk mengakomodasikan transmisi dengan kecepatan sampai dengan 16 Mbps.
5. Category
(CAT) 5
Merupakan jenis yang
paling popular dipakai dalam jaringan komputer di dunia pada saat ini.
Digunakan untuk mengakomodasikan transmisi dengan kecepatan sampai dengan 100
Mbps. Untuk penyambungan konekter UTP untuk jaringan 10/100 Mbps perlu
diperhatikan metode kombinasi penyambungan warna kabel konekter ke kanan.
B.
Kelebihan Kabel UTP
Ø Mudah untuk instalasi.
Ø Lebih murah dibandingkan tipe media yang lain.
Ø Memiliki diameter kecil, sehingga mempermudah dalam
membuat saluran kabel.
Ø Kecepatan dan keluaran : 4 Mbps – 1Gbps.
C.
Kekurangan Kabel UTP
Ø Lebih mudah terkena interfensi elektromagnetik dan
noise.
Ø Jarak maksimum kabel lebih kecil dibandingkan dengan
kabel Coaxial.
Ø Lebih lambat dalam transmisi data.
D.
Jenis Pengkabelan menggunakan Kabel UTP
Terdapat
dua mtode pengkabelan menggunakan kabel UTP :
1.
Kabel Lurus (Straight
Cable).
Straight Cable digunakan untuk menghubungkan antara workstation
dengan hub/switch. Pemasangan kabel secara straight adalah menggunakan tipe
568B di satu sisi dan tipe 568B di sisi lainnya. Standard secara internasional
EIA/TIA-568B RJ-45 untuk wiring atau pemasangan/penyambungan kabel Straight adalah:
Susunan Kabel Straight/Lurus
Putih Orange
|
1
|
Putih Orange
|
Orange
|
2
|
Orange
|
Putih Hijau
|
3
|
Putih Hijau
|
Biru
|
4
|
Biru
|
Putih Biru
|
5
|
Putih Biru
|
Hijau
|
6
|
Hijau
|
Putih Coklat
|
7
|
Putih Coklat
|
Coklat
|
8
|
Coklat
|
2.
Kabel Silang (Cross
Cable)
Cross
Cable digunakan untuk
menghubungkan antara client dengan client, hub dengan hub, antara 2 komputer
tanpa hub. Pemasangan kabel secara cross adalah menggunakan tipe 568B di satu
sisi dan tipe 568B di sisi lainnya.
Susunan Kabel cross/silang
Putih Orange
|
1
|
Putih Hijau
|
Orange
|
2
|
Hijau
|
Putih Hijau
|
3
|
Putih Orange
|
Biru
|
4
|
Biru
|
Putih Biru
|
5
|
Putih Biru
|
Hijau
|
6
|
Orange
|
Putih Coklat
|
7
|
Putih Coklat
|
Coklat
|
8
|
Coklat
|
3.
Kabel STP (Shield
Twisted Pair)
Kabel STP tidak begitu beda dengan
kabel UTP, hanya saja STP memadukan teknik Shielding (pembungkusan,
cancellation, dan twisting of wires. STP memberikan ketahanan dari interferensi
elektromagnetik dan interferensi frekuensi radio tanpa meunjukkan penambahan
berat dan ukuran kabel yang khusus. Kabel STP memiliki pelindung yang lebih
dari semua interfensi eksternal tetapi memiliki harga yang relative mahal
dibandingkan dengan UTP.
Tidak seperti kabel Coaxial, bungkus
atau pelindung dalam STP bukan merupakan dari jalur data, oleh karena itu kabel
harus di ground pada kedua ujung. Jika tidak di ground dengan baik, STP dapat
menjadi sumber masalah karena memungkinkan shield bekerja seperti antenna,
menyerap sinyal elektrik dari wire yang lain dan dari noise elektrik yang
berasal dari luar kabel. Panjang maksimal STP lebih kecil jika di bandingkan
dengan Coaxial.
Tipe STP yang lain adalah yang
dibuat untuk instalasi token RING, dikenal dengan 150 Ohm STP. Selain
keseluruhan kabel dibungkus, masing-masing twisted pair-nya juga dibungkus
untuk mengurangi crosstalk. STP jenis ini juga harus di ground pada kedua
ujungnya. Kabel STP jenis ini membutuhkan isolasi yang lebih banyak, dan
shielding yang lebih banyak pula.
Karakteristik STP :
Ø Speed dan throughput : 10-100Mbps.
Ø Harga lebih mahal dibandingkan dengan UTP dan
Coaxial.
Ø Ukuran media dan konektor : medium to large.
Ø Panjang kabel maksimum : 100 M.
Kelemahan Kabel STP :
Ø Tidak samanya standar antara perusahaan yang
memproduksi.
Ø Harganya yang mahal.
Ø Lebih tebal.
Ø Sulit untuk instalasi.
4.
Fiber Optic (Serat Optik)
Kabel Fiber Optik adalah teknologi
kabel terbaru. Terbuat dari glas optic. Ditengah-tengah kabel terdapat filamen
glass, yang disebut “core”. Dan dikelilingi lapisan “cladding”, “buffer coating”,
material penguat, dan pelindung luar. Gambaran umum system transmisi fiber optic,
sinyal yang digunakan adalah dalam bentuk digital, sedangakn penyaluran sinyal
melalui serat optic adalah dalam bentuk pulsa cahaya. Pulsa cahaya diperoleh
dari proses memodulasi sinyal informasi dalam bentuk digital kedalam suatu
komponen sumber optic. Proses ini terjadi pada arah kirim, sedangkan pada arah
terima melalui detector optic, pulsa cahaya diubah kembali dalam bentuk sinyal
digital. Bila jarak antara stasiun pengirim dengan stasiun penerima berjauhan,
sinyal pulsa cahaya yang ditransmisikan akan mengalami proses pelemahan yang
disebabkan adanya rugi-rugi yang timbul selama proses pengiriman sesuai dengan
panjang dan jenis saluran optk yang digunakan. Untuk mengatasi hal tersbut,
pulsa cahaya akan diregenerasikan sesuai dengan keadaan pada saat pengiriman. Proses
ini terjadi pada stasiun pengulangan. Ada banya konektor yang digunakan,
seperti konektor FC, SC,ST,Biconic, D4,SMA, dan MT-RJ.
5.
Network
Interface Card (NIC)
Network
Interface Card (NIC) atau Network Card adalah sebuah kartu yang
berfungsi sebagai jembatan dari computer ke sebuah jaringan computer. NIC
memungkinkan computer untuk berkomunikasi melalui jaringan computer. Setiap jenis
NIC diberi nomor alamat yang disebut dengan MAC Address yang dapat bersifat
statis atau dapat diubah oleh pengguna. Tugas NIC adalah mengubha aliran data parallel
dalam bus computer menjadi bentuk serial sehingga data dapat ditransmisikan di
atas media jaringan dan dapat mempercepat kecepatan jaringan. Media umum yang
digunakan antara lain adalah kabel UTP CAT5 dan CAT5E, kabel fiber optic, atau
radio (jika memang tanpa kabel).
Jenis NIC yang beredar, antara lain adalah :
A.
NIC Fisik
NIC Fisik umumnya berupa kartu yang dapat ditancapkan ke dalam
sebuah slot dalam motherboard computer, yang dapat berupa kartu dengan bus ISA,
bus PCI, bus MCA, atau bus PCI Express. Selain dari kartu yang ditancapkan ke
dalam motherboard, NIC fisik juga dapat berupa kartu eksternal yang berupa
kartu dengan bus USB, PCMCIA, bus serial, bus parallel atau Express Card
sehingga meningkatkan mobilitas (bagi pengguna yang mobile). Contoh NIC
bersifat fisik adalah NIC Ethernet, Token Ring, dan lainnya.
Kartu NIC Fisik terbagi menjadi dua jenis, yaitu :
1.
Kartu NIC dengan
media jaringan yang spesifik (Media=Spesific NIC). Yang membedakan kartu NIC
menjadi beberapa jenis berdasarkan media jaringan yang digunakan contohnya adalah
NIC Ethernet yang dapat berupa Twisted Pair (UTP atau STP), ThinNet atau
ThickNet atau bahkan tanpa kabel (Wireless
Ethernet).
2.
Kartu NIC dengan
arsitektur jaringan yang spesifik (architecture-specific
NIC). Yang membedakan kartu NIC menjadi beberapa jenis sesuai dengan
arsitektur jaringan yang digunakan contohnya adalah Ethernet, Token Ring, serta
FDDI (Fiber Distributed data Interface).
B.
NIC Logis
NIC Logis merupakan
jenis NIC yang tidak ada secara fisik dan menggunakan sepenuhnya perangkat
lunak yang diinstalasikan di atas system operasi dan bekerja seolah-olah
dirinya adalah sebuah NIC. Contoh dari perangkat NIC logis adalah loopback
adapter (dalam system operasi Windows, harus diinstalasikan secara manual atau
dalam system operasi keluarga UNIX, terinstalasi secara default, dengan nama
interface LO) dan Dial-Up Adapter (yang menjadikan modem sebagai sebuah alat
jaringan dalam system operasi Windows). Kartu NIC Logis ini dibuat dengan
teknik emulasi.
6.
HUB
Hub adalah bentuk sederhana dari
Switch. Hub digunakan untuk jaringan sederhana. Cara kerja HUB adalah menyalin
paket data dari sumber yang terkoneksi pada suatu port dan mentransferkannya ke
seluruh port yang tersambung paha Hub (Menyebar/Broadcast). Jika paket data
yang ditransfer sesuai alamat port (computer) yang dituju, maka paket data akan
diterima, jika tidak, akan diabaikan (ditolak). Saat ini Hub sudah mulai
ditinggalkan karena kelemahan seperti jangkauan, kecepatan transfer data, dan
resiko loss data, yang membuat Switch lebih diminati.
Berdasarkan fungsinya, Hub dibedakan
menjadi 2 macam yaitu :
Ø Hub Pasif, merupakan hub yang berfungsi sebagai pemisah atau
pembagi jaringan, akan tetapi tidak melakukan penguatan sinyal sehingga hub ini
tidak membutuhkan tenaga listrik tambahan.
Ø Hub Aktif, berfungsi sebagai penghubung jalur secara fisik
dan penguat sinya dalam jaringan. Akan tetapi Hub aktif membutuhkan tenaga
listrik tambahan untuk bisa berkerja.
7.
Switch
Switch pada dasarnya mempunyai fungsi seperti Hub
yaitu sebagai pembagi sinyal dan penguat sinyal pada jaringan computer. Akan tetapi
Switch lebih cerdas daripada Hub karena Switch dapat mengenali alamat data yang
harus ditrnasmisikan dan mampu mengatur lalu lintas data dalam jaringan secara
lebih baik dibandingkan dengan Hub. Sehingga saat melakukan pengiriman data,
Switch akan langsung mengirim ke computer yang telah dituju tanpa terjadi
kebingungan mencari alamat host si penerima. Switch merupakan titik percabangan
dari proses transfer data sehingga jika Switch mengalamai masalah, maka seluruh
koneksi jaringan dan proses transfer data akan terganggu. Switch biasanya
memiliki banyak port yang akan menghubungkan ke jaringan computer dan port-port
tersebut akan berhubungan dengan konektor RJ-45.
Secara umum, Switch dibagi menjadi
dua jenis pada jaringan computer, yaitu :
1.
Unmanaged Switch,
adalah pilihan termurah dan biasanya digunakan di kantor atau bisnis kecil. Switch
jaringan computer ini melakukan fungsi dasar mengelola aliran data antara
printer bersama dan beberapa computer. Mereka dapat menjadi model desktop atau
rak mount.
2.
Managed Switch,
memiliki antarmuka pengguna atau menawarkan perangkat lunak yang memungkinkan
pengguna untuk mengubah pengaturan Switch. Ada beberapa metode untuk
memperbarui Switch jaringan, mulai dari konsol serial ke apliaksi berbasisi
internet. Jenis Switch jaringn computer mengharuskan pengguna berpengetahuan
untuk menyesuaikan pengaturan yang diperlukan.
8.
Repeater
Repeater adalah perangkat jaringan
yang digunakan untuk memperluas area jangkauan jaringan/ memperluas batas dari
daerah jaringan LAN atau Nirkabel (WiFi). Repeater bekerja dengan
menyebarkan/memperbarui sinyal-sinyal yang ditransmisikan untuk menjangkau
kembali sinyal dan bentuknya seperti semula untuk memperpanjang jarak yang
dapat ditempuh oleh sinyal tersebut. Repeater diperlukan karena sinyal-sinyal
akan mengalami masalah (menjadi lemah) saat batas area jangkauan jaringan sudah
mencapai batas maksimum panjannya. Perangkat ini bekerja dengan menerima sinyal
dari server atau client dan menyebarkan kembali sinyal acces point.
Fungsi Repeater adalah menerima
sinyal dari satu kabel LAN dan memancarkannya kembali ke kabel LAN yang lain. Pada
jaringan Wireless, Repeater diletakkan pada gedung-gedung yang tinggi, menara
pemancar, atau dipuncak gunung. Hal ini bertujuan agar sinyal yang diterima
dapat terpancar dan diterima dengan baik. Dengan adanya repeater, jarak
gelombang yang jauh pun dapat dijangkau.
9.
Router
Router adalah sebuah alat jaringan
komputer yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau internet
menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang disebut routing. Proses routing
terjadi pada lapisan 3 (Lapisan jaringan seperti Internet Protocol) dari stack
protokol tujuh-lapis OSI.
Router berfungsi sebagai penghubung
antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari satu jaringan ke
jaringan lainnya. Router berbeda dengan switch. Switch merupakan penghubung
beberapa alat untuk membentuk suatu Local Area Network (LAN). Fungsi routing
berguna untuk memilih rute yang terbaik dalam jaringan, sedangkan gateway
berfungsi seperti komputer server.
Secara
umum, router dibagi menjadi dua buah jenis, yaitu router statis dan router
dinamis.
Ø Static
Router (Router Statis)
Router Statis adalah sebuah router
yang memiliki tabel routing statis yang di setting secara manual oleh para
administrator jaringan.Konfigurasi routing jenis ini biasanya dibangun dalam
network yang hanya mempunyai beberapa gateway, umumnya tidak lebih dari 2 atau
3. Static routing dibuat secara manual pada masing-masing gateway. Jenis ini
masih memungkinkan untuk jaringan kecil dan stabil. Stabil dalam arti kata
jarang down. Jaringan yang tidak stabil yang dipasang static routing dapat
membuat kacau seluruh routing, karena tabel routing yang diberikan oleh gateway
tidak benar sehingga paket data yang seharusnya tidak bisa diteruskan masih
saja dicoba sehingga menghabiskan bandwith. Terlebih menyusahkan lagi apabila
network semakin berkembang. Setiap penambahan sebuah router, maka router yang
telah ada sebelumnya harus diberikan tabel routing tambahan secara manual. Jadi
jelas, static routing tidak mungkin dipakai untuk jaringan besar, karena
membutuh effort yang besar untuk mengupdatenya.
Ø Dynamic
Router (Router Dinamis)
Router Dinamis adalah sebuah router
yang memiliki dab membuat tabel routing dinamis, dengan mendengarkan lalu
lintas jaringan dan juga dengan saling berhubungan dengan router lainnya. Dalam
sebuah network dimana terdapat jalur routing lebih dari satu rute untuk
mencapat tujuan yang sama biasanya menggunakan dynamic routing. Dan juga selain
itu network besar yang terdapat lebih dari 3 gateway. Dengan dynamic routing, tinggal
menjalankan routing protokol yang dipilih dan biarkan bekerja. Secara otomatis
tabel routing yang terbaru akan didapatkan.
Seperti dua sisi uang, dynamic
routing selain menguntungkan juga sedikit merugikan. Dynamic routing memerlukan
routing protokol untuk membuat tabel routing dan routing protokol ini bisa
memakan resource komputer.
Sumber :
Comments
Post a Comment
Blog ini nofollow, jadi berkomentarlah yang baik jangan mengandung unsur:
-SARA
-SPAM
-Komentar berkaitan dengan artikel dan atau materi yang telah disajikan.
Go Blogger Indonesia ... :D